MAKALAH PENENTUAN STRUKTUR
SENYAWA ORGANIK
“HASIL IDENTIFIKASI STRUKTUR
SENYAWA CALOSANTON B DARI KULIT AKAR Calophyllum
inophyllum Linn DENGAN
SPEKTROSKOPI”
OLEH :
HARI NUGRAHA PERSADA
(E1M013012)
PENDIDIKAN
KIMIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
HASIL IDENTIFIKASI STRUKTUR
SENYAWA CALOSANTON B DARI KULIT AKAR Calophyllum
inophyllum Linn
1. Analisis
data UV
Spektrum
UV dari fraksi B4cd dalam pelarut methanol menunjukkan adanya 4
puncak serapan yaitu pada daerah 321,5; 282,5; 246,0 dan 212,5 nm. Puncak
serapan pada λmaks
246,0 nm mengindikasikan adanya gugus kromofor yang khas pada senyawa
aromatik/benzena sedangkan serapan pada λmaks
321,5 nm menunjukkan adanya kromofor dari karbonil yang terkonjugasi dengan sistem π aromatik. Penambahan
pereaksi geser NaOH pada senyawa menunjukkan serapan maksimum pada λmaks
360,0; 291,5; 243,0 dan 210,5 yang menunjukkan pergeseran batokromik.
Pergeseran ini menunjukkan adanya gugus hidroksi pada senyawa.
2. Analisis
data IR
Analisis spektrum IR menunjukkan
adanya serapan pada daerah 3402,43 cm-1 yang diperkuat dengan adanya
vibrasi ulur C-O pada daerah 1056,99 cm-1 menunjukkan adanya gugus
hidroksi. Munculnya serapan pada daerah 2924,09 – 2854,65 cm-1 yang diperkuat dengan adanya
vibrasi tekuk dari gugus CH3 pada daerah 1473,62-1435 cm-1 dan
vibrasi dari gugus CH2 pada daerah 1342,46 - 1203,58 cm-1
menunjukkan adanya serapan C-H alifatik. Munculnya vibrasi ulur C=C pada daerah
1651,07-1573,91 cm-1 kemungkinan menunjukkan adanya serapan gugus
aromatik. Akan tetapi vibrasi ulur C-H untuk senyawa aromatic tidak muncul pada
daerah 3030 cm-1. Hal ini dimungkinkan adanya serapan C-H alifatik yang dominan
sehingga menutupi vibrasi ulur dari C-H aromatik. Adanya pita tajam pada daerah
825,53 cm-1 menunjukkan adanya subtituen pada gugus aromatik.
Munculnya pita tajam pada daerah 1720,50 cm-1 menunjukkan adanya
gugus karbonil C=O. Berdasarkan data IR, senyawa yang diisolasi kemungkinan
mengandung gugus aromatik, gugus hidroksi, gugus karbonil C=O dan serapan CH
alifatik dari metil (CH3) dan metilen (CH2). Untuk penentuan
struktur senyawa lebih lanjut, dilakukan analisis dengan spektroskopi NMR.
3.
Analisis data NMR
a.
Analisis Data 13C
NMR
Data spektrum 13C NMR memperlihatkan
adanya 24 sinyal karbon. Dari 24 sinyal karbon pada spektrum 13C
NMR, sepuluh sinyal karbon diduga berasal dari dua gugus isoprenil dan satu
sinyal karbon berasal dari satu gugus metoksi. Sehingga atom karbon yang
menyusun kerangka dasar senyawa berjumlah tiga belas karbon. Berdasarkan
penelusuran pustaka, golongan senyawa yang pernah diisolasi dari kulit akar C.
inophyllum mempunyai kerangka dasar santon (13 atom karbon), triterpenoid
(30 atom karbon) dan flavonoid (15 atom karbon). Kerangka dasar senyawa yang
sesuai hanyalah senyawa dengan kerangka dasar santon, dimana santon merupakan
senyawa aromatik dengan jumlah atom karbon pada kerangka dasarnya sebanyak 13
karbon.
b.
Analisis Data Spektrum 1H
NMR
Data spektrum 1H NMR menunjukkan adanya
sinyal yang terdiri dari 25 proton. Spektrum 1H
NMR menunjukkan adanya sinyal singlet dua proton aromatik pada geseran kimia
6,82 dan 6,12 ppm. Sinyal proton lainnya yaitu sinyal satu proton singlet dari
gugus hidroksi yang membentuk ikatan hydrogen dengan atom O dari gugus karbonil
sehingga memberikan pergeseran ke medan yang lebih rendah (δH13,75).
Adanya lima sinyal metil pada geseran kimia 1,72; 1,71; 1,62; 1,40 dan 1,32 ppm
menunjukkan adanya lima sinyal proton metil yang berasal dari dua gugus
isoprenil.
4.
Analisis data HMQC
HMQC (Heteronuclear Multiple Quantum
Corelation) digunakan untuk mengetahui korelasi antara proton dengan karbon
(dalam 1 ikatan). Dari data HMQC diketahui bahwa proton pada geseran kimia 5,
37 ppm berkorelasi dengan karbon pada geseran 123,82 ppm, proton pada geseran
kimia 6,82 ppm berkorelasi dengan karbon pada geseran 115,65 ppm, proton pada
geseran kimia 6,12 ppm berkorelasi dengan karbon pada geseran 94,04 ppm, proton
pada geseran kimia 4,55 ppm berkorelasi dengan karbon pada geseran 91,58 ppm,
proton pada geseran kimia 3,95 ppm berkorelasi dengan karbon pada geseran 61,77
ppm, proton pada geseran kimia 1,71 ppm berkorelasi dengan karbon pada geseran
25,99 ppm, proton pada geseran kimia 1,62 ppm berkorelasi dengan karbon pada
geseran 25,86 ppm, proton pada geseran kimia 1,32 ppm berkorelasi dengan karbon
pada geseran 21,77 ppm, proton pada geseran kimia 1,72 ppm berkorelasi dengan
karbon pada geseran 18,08 ppm, proton pada geseran kimia 1,40 ppm berkorelasi dengan
karbon pada geseran 14,49 ppm.
5.
Analisis data HMBC
Penempatan gugus fungsi pada
kerangka dasar senyawa didasarkan pada korelasi proton dengan karbon dari data
HMBC. Posisi pasti gugus fungsi pada kerangka dasar yaitu adanya OH terkelat
yaitu OH yang membentuk ikatan hydrogen dengan karbonil sehingga posisi gugus
fungsi ini pada kerangka dasar berdekatan dengan karbonil. Pada spektrum HMBC,
proton hidroksi terkelat pada geseran kimia 13,75 ppm berkorelasi dengan karbon
pada geseran kimia 165,43 ppm pada posisi
C-1. Proton hidroksi terkelat ini juga berkorelasi dengan satu karbon
metin pada geseran kimia 94,04 ppm dan satu karbon alkena kuartener pada
geseran kimia 104,27 ppm pada cincin aromatik.
Berdasarkan analisis data UV, IR, 1H NMR,
13C NMR, HMQC dan HMBC, senyawa yang disarankan merupakan calosanton
B dengan rumus molekul C24H26O6.
DAFTAR PUSTAKA
Kharismasari, Lutfi Ika.2010. Skrips Isolasi dan Elusidasi Struktur Senyawa Calosanton B
dari Kulit Akar Calophyllum Inophyllum
Linn. Surakarta :Universitas Sebelas Maret.
0 Response to "MAKALAH PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA ORGANIK"
Posting Komentar